Karena ayam
kampong lebih asli tanpa ada perkawinan atau rekayasa genetika yang sekarang
sering dilakukan para peternak.
Sekarang
permintaan ayam kampong hanya terpenuhi sebesar 5 % dari permintaan.
Sungguh ini
peluang bisnis yang sangat terlihat.
Apalagi
ayam kampung bisa dikonsumsi siapapun dagingnya pun tidak mudah rapuh sperti
ayam potong yang sering dijual dipasar pasar.
Ni gan ana
share cara beternaknya…
Ane dapet
dari blog tetangga ni..
Hhe…
Cekidot
1. Bibit 
- 7
     gram/per hari sampai umur 1 minggu
- 19
     gram/per hari sampai umur 2 minggu
- 34
     gram/per hari sampai umur 3 minggu
- 47
     gram/per hari sampai umur 4 minggu
- 58
     gram/per hari sampai umur 5 minggu
- 66
     gram/per hari sampai umur 6 minggu
- 72
     gram/per hari sampai umur 7 minggu
- 74
     gram/per hari sampai umur 8 minggu
- Ekstensif
     /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
- Semi
     intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan
     dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
- Intensif
     (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan
     ketat
- Menjaga
     sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
- Pemberian
     pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
- Melakukan
     vaksinasi secara teratur
- Pemilihan
     lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
- Manajemen
     pemeliharaan yang baik
- Kontrol
     terhadap binatang lain
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
 
 

0 komentar:
Posting Komentar