Karena ayam
kampong lebih asli tanpa ada perkawinan atau rekayasa genetika yang sekarang
sering dilakukan para peternak.
Sekarang
permintaan ayam kampong hanya terpenuhi sebesar 5 % dari permintaan.
Sungguh ini
peluang bisnis yang sangat terlihat.
Apalagi
ayam kampung bisa dikonsumsi siapapun dagingnya pun tidak mudah rapuh sperti
ayam potong yang sering dijual dipasar pasar.
Ni gan ana
share cara beternaknya…
Ane dapet
dari blog tetangga ni..
Hhe…
Cekidot
1. Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu
usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan
membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan
menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas
kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin
penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan
DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara
singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut
: dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap
sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau
cepat.
2. Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30%
dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya
sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur
atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat,
dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant
remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau
memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam
kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar
2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai
berikut :
- 7
gram/per hari sampai umur 1 minggu
- 19
gram/per hari sampai umur 2 minggu
- 34
gram/per hari sampai umur 3 minggu
- 47
gram/per hari sampai umur 4 minggu
- 58
gram/per hari sampai umur 5 minggu
- 66
gram/per hari sampai umur 6 minggu
- 72
gram/per hari sampai umur 7 minggu
- 74
gram/per hari sampai umur 8 minggu
- Ekstensif
/tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
- Semi
intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan
dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
- Intensif
(dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan
ketat
- Menjaga
sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
- Pemberian
pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
- Melakukan
vaksinasi secara teratur
- Pemilihan
lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
- Manajemen
pemeliharaan yang baik
- Kontrol
terhadap binatang lain
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
0 komentar:
Posting Komentar